Entri yang Diunggulkan

In Memoriam : Dra.Hj.Sri Aslichah, Srikandi Aisyiyah Kecamatan Kalibagor, Banyumas (02)

Dalam diri Bu Hajjah Sri Aslichah, memang mengalir darah Muhammadiyah dari ayahnya, Bapak Kaswan Abusoli. Ayahnya pada waktu muda adal...

Kamis, 23 Juni 2016

Syekh Siti Jenar dan Walisongo, Diantara Legenda, Mitos, dan Fantasi Libido Seksual(Bagian-3)



  

 Legenda dan Mitos Dari Sunan Gresik sampai Sunan Panggung

  Legenda Sunan Gresik.

Sunan Gresik atau Syekh Malik Ibrahim sering dimitoskan sebagai memiliki kesaktian dapat menciptakan makanan dan minuman atas ijin Allah SWT. Konon bila Syekh Malik Ibrahim bersama santrinya sedang bepergian ke luar kota, sering terpaksa harus menginap di rumah salah seorang penduduk. Terpaksa penduduk itu direpotkan karena harus menjamu makan kepada Syekh Malik Ibrahim dan rombongan. Tetapi supaya tidak memberatkan penduduk yang menjamu makan Syekh Malik Ibrahim dan rombongan, lebih-lebih karena mereka sudah menyiapkan tempat untuk bermalam, maka Syekh Malik Ibrahim setiap akan pergi meninggalkan tempatnya menginap, berdoa kepada Allah SWT. Doanya ialah agar tempat nasi penduduk yang telah menjamunya itu penuh kembali. Demikian pula tempat minumnya. Doa Syekh Malik Ibrahim selalu  dikabulkan. Tempat nasi penduduk yang telah menjamunya seketika penuh kembali, bahkan sering berlebihan dan berlimpah Demikian pula tempat minumnya kembali penuh.


 Legenda  Sunan Ampel.

Sunan Ampel dimitoskan memiliki kesaktian dapat menghidupkan orang mati dengan se-ijin Allah SWT. Ucapan Sunan Ampel juga sangat bertuah. Konon Sunan Ampel  mempunyai seorang pembantu yang bernama Mbah Soleh, usianya sudah tua, pekerjaannya menyapu Masjid Ampel. Tetapi hasil pekerjaanya sangat memuaskan Sunan Ampel karena bersihnya sehingga lantai masjid selalu  mengkilap. Suatu saat Mbah Soleh meninggal dan dimakamkan di belakang masjid. Setelah ditinggalkan Mbah Soleh, lantai Masjid Ampel tidak sebersih seperti saat masih ada Mbah Soleh. Tiap subuh Sunan Ampel mengeluh dan sempat terucap kata-kata, ”Seandainya Mbah Soleh masih hidup, pastilah masjid ini akan sangat bersih, tidak kotor seperti ini.”


 Rupanya Allah SWT mendengar keluh kesah Sunan Ampel. Pagi harinya ternyata Mbah Soleh hidup lagi, tahu-tahu sedang menyapu lantai masjid di dekat pengimanan. Setelah beberapa saat, Mbah Soleh wafat lagi. Tetapi setiap habis wafat, Sunan Ampel mengeluh lagi. Maka Mbah Soleh hidup lagi. Demikianlah seterusnya sampai delapan kali, yakni sampai ditemukan orang yang bisa menyapu masjid hingga bersih seperti yang dilakukan Mbah Soleh. Karena Mbah Soleh wafat delapan kali, maka di makam belakang Masjid Ampel, ada makam yang jumlahnya delapan. Konon kesemuanya adalah makam Mbah Soleh.


Sunan  Ampel mempunyai seorang santri yang benama Mbah Sonhaji. Dia diberi ilmu oleh Sunan Ampel hingga mampu melihat Ka’bah dan kota Makkah dengan mata batinnya. Pada saat membangun masjid Ampel, penentuan arah kiblat dipercayakan oleh Sunan Ampel kepadanya. Dengan menggunakan mata batinnya, Mbah Sonhaji menetapkan arah pengimanan sehingga tepat menuju arah Ka’bah. Tetapi teman-temanya tidak percaya bahwa arah pengimanan itu sudah tepat mengarah ke Ka’bah. Karena terus dipersoalkan, Mbah Sonhaji membuat lubang kecil sebesar jari di dinding tembok tepat di atas lantai depan pengimanan. Mbah Sonhaji mempersilahkan mereka yang tak percaya bahwa pengimanan itu telah benar menuju arah Ka’bah, diminta untuk meneropongnya lewat lubang kecil itu. Ternyata ketika mereka mencoba meneropong lewat lubang kecil itu, nampak dengan jelas Ka’bah dan kota Mekkah.


Legenda Sunan  Bonang.   

Sunan Bonang putra Sunan Ampel, juga dimitoskan memiliki sejumlah kesaktian. Antara lain Sunan Bonang disebut-sebut sebagai ahli membuat alat musik gamelan yang disebut bonang. Ada alat musik bonang buatannya yang memiliki kesaktian luar biasa. Antara lain digunakan dalam peperangan. Bila dibunyikan musuh yang mendengarnya dapat lumpuh seketika. Sunan Bonang juga diceriterakan bisa mengubah buah aren dengan tongkatnya menjadi emas.Suatu saat Sunan Bonang berjalan melintasi hutan Jati di sebelah barat Tuban, yang benama hutan Jatisari. Di situ bersarang gerombolan perampok pimpinan Sahid Lokajaya. Sunan Bonang segera dihadang oleh Sahid Lokajaya. Gembong Perampok itu melihat Sunan Bonang membawa tongkat emas. Maka tongkat itu dimintanya.Sunan Bonang tidak memberikan tongkat kesayangannya itu. Tetapi dia menunjuk pohon aren yang ada di dekatnya. Tiba-tiba buah aren yang bergelantungan di atas pohon aren itu berubah menjadi butiran-butiran emas yang amat indah. Sahid Lokajaya menolak emas itu dan ingin menjadi murid Sunan Bonang. Permintaannya dikabulkan maka Sahid Lokajaya menjadi murid Sunan Bonang, akhirnya menjadi wali yang termasyhur dengan nama Sunan  Kalijaga.


Salah satu kesaktian Sunan Bonang yang lain ialah saat dia sedang jalan-jalan di pantai Tuban. Tiba-tiba dari arah laut datang seorang Pendeta Hindu. Pendeta itu mengaku datang dari Tanah  India dan bermaksud ke Tanah Jawa untuk mencari Sunan Bonang. Konon nama Sunan Bonang sudah tenar sampai India sebagai seorang yang sakti dan berilmu tinggi. Karena itu Sang Pendeta itu menuju Pulau Jawa hanya ingin menantang debat dengan Sunan Bonang.


“Sayang kitab-kitab yang saya bawa tenggelam ke dasar laut, karena perahu yang kami tumpangi kandas di tengah laut”, ujar Pendeta itu.


Sunan Bonang tersenyum dan memberitahu bahwa dirinyalah yang bernama Sunan Bonang. Lalu Sunan Bonang menancapkan ujung tongkat kesayangannya itu ke atas tanah  berpasir. Tiba-tiba dari lubang tanah bekas tancapan ujung tongkat membesar dan membentuk sbuah sumur. Kemudian dari dasar sumur yang masih kering itu, Sunan Bonang menarik buku-buku Sang Pendeta yang pernah hilang ditengah laut. Pendeta dari India itu terkagum-kagum. Seperti Lokajaya, pendeta Hindu itu akhirnya masuk Islam. Setelah buku diambil, sumur itu mengeluarkan air dan ternyata airnya tidak asin. Penduduk setempat amat berterimakasih kepada Sunan Bonang dan sumur itu diberi nama sumur Srumbung.


 Di daerah Kediri banyak mitos yang menggambarkan kesaktian Sunan Bonang, antara lain dikisahkan bahwa Sunan Bonang bisa membendung air Sungai Brantas dan memindahkan arah aliranya ke tempat lain hanya dalam waktu sekejap.Ketika beliau wafat di Tuban, jenazanya tak ada yang sanggup membawanya ke Ampel. Konon murid-muridnya ingin memakamkan jenazah Sunan Bonang di Ampel agar berdekatan  dengan makam ayahnya, Sunan Ampel. Ternyata ketika jenazah Sunan Bonang dibawa naik kapal, kapalnya tidak mau jalan. Bahkan ada kisah yang menyebutkan Sunan Bonang wafat di Pulau Bawean, saat beliau  sedang berdakwah di sana. Jenazahnya diperebutkan oleh orang Tuban dan Bawean. Akhirnya orang Tuban berhasil mencuri jenazah Sunan Bonang. Dan dimakamkan dengan aman di Tuban. Ternyata di Bawean jenazahnya juga masih ada. Maka pagi harinya orang-orang Tuban dan Bawean sama-sama memakamkan jenazah Sunan Bonang yang telah menggandakan dirinya menjadi dua jenazah.


 Legenda Sunan Giri.

Sunan Giri dimitoskan sudah memiliki kesaktian sejak masih bayi. Kakeknya Penguasa  Blambangan tidak senang punya cucu dari seorang menantu yang beragama Islam. Maka atas usul patihnya, bayi yang dianggap pembawa sial itu dimasukkan ke dalam kotak, lalu dibuang ke laut agar kelak ada kapal yang menemukannya. Terapung-apunglah kotak berisi bayi itu kian kemari terbawa ombak. Ketika ada kapal lewat, kotak itu terbawa ombak dan merapat ke lambung kapal. Tiba-tiba kapal itu berhenti di tengah samudra, padahal  angin tadinya  bertiup cukup kencang, tetapi tiba-tiba mati. Awak kapal kebingungan. Mereka melakukan peneltian ke lambung kapal.


Ternyata ditemukan kotak yang setelah diangkat berisi bayi laki-laki yang cakap. Setelah kotak diangkat, angin bertiup kembali dan kapal pun dapat meneruskan perjalanan ke Gresik. Sampai di Gresik bayi itu diserahkan kepada pemilik kapal seorang janda yang kaya raya. Anak itu diberinama Jaka Samudra, karena ditemukan di tengah-tengah samudra atau lautan.Kelak setelah dewasa bernama Raden Paku dan akirnya menjadi Sunan Giri. 


Sunan Giri juga dikisahkan memiliki banyak kesaktian, antara lain dapat menciptakan ladang padi dari tanah yang semula kering. Ketika sedang asik menulis tiba-tiba ada musuh yang mengepung kedaton Giri. Maka pena yang tengah dipegangnya itu dilemparkan keluar jendela ke arah prajurit musuh yang tengah mengepungnya.Tangkai pena itu berubah menjadi keris yang melayang-layang terbang sendiri di udara dan menyambar prajurit pengepung seraya menusuki mereka seperti seekor lebah yang tengah menyengat sasarannya. Puluhan prajurit pengepung bergelimpangan. Sisanya melarikan diri. Keris penjelmaan tangkai pena Sunan Giri itu disebut keris Kala Munyeng. Artinya keris yang dapat terbang mutar-mutar di udara dan menyengat lawannya seperti lebah.


 Legenda Sunan Gunungjati.

Sunan Gunungjati dalam tradisi Cirebon dan Jawa Barat lebih sering disebut sebagai Syarif Hidayatullah. Dia juga dimitoskan sebagai seorang wali yang  memiliki sejumlah kesaktian, antara lain yang amat terkenal berhasil membuat seorang gadis anak Kaisar China menjadi hamil sungguhan, hanya melalui ucapannya.


Alkisah Syarif Hidayatullah pernah pergi ke negeri China hendak berdakwah dan mengislamkan Kaisar China. Kedatangannya ke negeri China segera menghebokan Kaisar karena diberitakan bahwa ada ulama dari Jawa yang bukan hanya pandai, tetapi juga sakti. Kaisar China penasaran dan ingin menguji kesaktian Syarif Hidayatullah. Tetapi cara mengujinya hanyalah supaya menebak apakah anak gadisnya yang benama Ong Tie itu hamil apa tidak. Sebelumnya Ong Tie disuruh menempelkan bokor di perutnya dan ditutupi kain, seakan-akan dia sedang hamil. Syarif Hidayatullah disuruh menebak. Dia segera  menyatakan bahwa putri Kaisar itu benar-benar hamil. Kaisar menjadi marah bukan main dan Syarif Hidayatullah segera diusir. Ternyata putri Kaisar itu benar-benar hamil.Akhirnya Putri Ong Tie diserahkan kepada Syarif Hidayatullah  dan Syarif Hidayatullah  menerimanya dan dijadikan istrinya.


Syarif Hidayatullah diceriterakan sebagai putra Rara Santang, putri dari Raja Pajajaran. Rara Santang melarikan diri dari kraton karena ingin ikut kakaknya, Walangsungsang. Walangsungsang diceriterakan memiliki pusaka yang namanya cincin Ampal. Karena dalam perjalanan ke Cirebon adiknya dan istrinya Nyi Mas Indang Ayu sering menghambat dan merepotkan, maka adikya dan istrinya itu dimasukkan ke dalam cincin Ampal. Setelah sampai di Pesantren Syekh Datuk Kahfi di Cirebon, baru adik dan istrinya dikeluarkan dari dalam cincin pusaka Walang Sungsang.


Rara Santang juga ikut dalam perjalanan  Walang Sungsang naik haji ke Makkah. Tidak diceriterakan apakah dalam perjalanan ke Makkah itu Rara Santang juga dimasukkan ke dalam cincin pusaka Walangsungsang. Tahu-tahu mereka sudah tiba di Masjidil Harram. Pada waktu melaksanakan tawaf, seorang Sultan dari Mesir jatuh cinta dengan Rara Santang. Singkat ceritera mereka berdua menikah dan dikaruniai dua orang anak.


Yang sulung diberi nama Syarif Hidayatullah dan yang muda Syarif Nurullah. Syarif Nurullah menggantikan ayahnya sebagai Sultan Mesir, sedang kakaknya, memilih pulang ke Jawa Barat, karena ibunya Rara Santang yang sudah jadi istri Sultan Mesir, ingin agar Syarif Hidayatullah menjadi seorang wali di Pulau Jawa. Setelah menjadi wali, dikenal sebagai Sunan Gunungjati. Rara Santang dan Walangsungsang juga dikisahkan sebagai keturunan Arjuna, Ksatria Pandawa dalam dunia wayang.   


 Legenda Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga adalah wali yang dalam tradisi Jawa Tengah dan Jawa Timur dimitoskan sebagai wali yang paling sakti di antara para wali lainnya. Di antara kesaktian yang dimiliki oleh Sunan Kalijaga ialah kuat bertapa berbulan-bulan  di tepi sungai untuk menunggui tongkat Sunan Bonang. Karena terlalu lama bertapa, di sekujur tubuhnya menjalar sejumlah  tanaman merambat. Saking lamanya Sunan Bonang meninggalkan muridnya itu, dia  hampir-hampir lupa. Untung dia ingat bahwa dirinya pernah berpesan kepada calon muridnya supaya menunggui tongkat yang ditegakkannya di tepi sungai.


Ketika Sunan Bonang   datang untuk menengok, hampir hampir tidak dapat mengenali lagi calon muridnya itu. Beruntung Sunan Bonang masih dapat menemukan calon muridnya yang tekun bertapa itu.

Karena kemampuan bertapa Sunan Kalijaga, maka kesaktiannya juga banyak. Misalnya, dikisahkan Sunan Kalijaga dapat membuat tiang penyangga masjid Demak hanya dengan tatal atau potonga-potongan sisa penggergajian kayu. Tetapi kekuatan tiang itu luar biasa, minimal tidak terkalahkan sekalipun  oleh tiang yang utuh.


Kesaktian lain Sunan Kalijaga ialah dapat terbang dari Demak ke Makkah untuk melaksanakan salat Jum’at. Dengan kekuatannya dapat memutar kubah masjid Demak, agar masjid Demak tepat  menghadap arah kiblat. Kesaktian lain Sunan Kalijaga yakni dapat masuk ke dalam  bumi seperti tokoh Antareja dalam dunia wayang.  


 Legenda Sunan Kudus.

 Sunan Kudus dimitokan sebagai titisan Wisnu, karena beliau pernah melarang penduduk Kudus dan sekitarnya menyembelih  sapi, untuk menghormati penduduk sekitar Kudus yang saat itu masih banyak yang memeluk agama Hindu.


Sapi bagi pemeluk Hindu adalah binatang yang suci tidak boleh dipotong dan dimakan dagingnya, karena Sapi adalah kendaraan Batara Guru. Batara Guru dalam mitologi Jawa Kuno adalah ayah Wisnu. Jadi menghormati Batara Guru sama dengan menghormati Wisnu. Di samping itu Sunan Kudus adalah Panglima Perang Kerajaan Islam Demak, jadi dianggap titisan Wisnu, karena Wisnu adalah dewa yang tugasnya menegakkan keadilan dan ketertiban dunia. Wisnu memiliki senjata cakra yang amat ampuh. Sedang Sunan Kudus dipercayai memiliki bende Kiyai Sima. Bila bende Sunan Kudus itu dipukul pada saat perang, maka akan muncul beratus-ratus prajurit  yang tak kelihatan yang akan membantu pasukan Sunan Kudus.


Legenda Sunan Muria.

Sunan Muria dianggap memiliki kesaktian yang disebut Gelap Ngampar. Apabila membentak musuh dalam suatu perkelahian, musuhnya dapat lumpuh.


 Legenda Sunan  Drajat.

Sunan Drajat tercatat sebagai wali yang tidak banyak memiliki kesaktian. Hanya pernah mengalami persitiwa aneh. Ketika perahu yang ditumpanginya tenggelam di tengah laut, Sunan Drajat diselamatkan oleh sejumlah ikan yang mendorongnya ke daratan hingga Sunan Drajat selamat. Kalau ini bukan mitos. Tetapi memang bisa terjadi sebagai suatu kenyataan. Banyak pelaut maupun nelayan mengalaminya ditolong ikan talang.


 Legenda Sunan Panggung.

Sunan Panggung adalah putra Sunan Kalijaga dengan Retno Siti Jenab, adik Syekh Nurullah Sunan Gunungjati. Tetapi dia menjadi murid setia Syekh Siti Jenar. Kesaktian yang dimilikinya antara lain tubuhnya tidak mempan api. Konon ia dihukum bakar di alun-alun Demak. Tetapi saat dibakar, ditenga-tengah api kayu bakar yang menyala-nyala Pangeran Panggung tenang-tenang saja, malah menciptakan syair yang kemudian dipersembahkan kepada Sultan Demak. Syair itu diberinama Suluk Malang Sumirang.  [Bersambung]

Catatan : Artikel Berikutnya: Legendan dan Mitos Kematian Syekh Siti Jenar. 
https://anwarhadja.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-syekh-siti-jenar-dan-walisongo_27.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar