Entri yang Diunggulkan

In Memoriam : Dra.Hj.Sri Aslichah, Srikandi Aisyiyah Kecamatan Kalibagor, Banyumas (02)

Dalam diri Bu Hajjah Sri Aslichah, memang mengalir darah Muhammadiyah dari ayahnya, Bapak Kaswan Abusoli. Ayahnya pada waktu muda adal...

Rabu, 17 Januari 2018

Rehat sejenak : Fenomena Kreatifitas Berkesenian Emha



Shalawat Nabi adalah ibadah yang disyariatkan Allah dalam surat Al-Ahzab 56, yang lafalnya telah ditentukan Rasulullah dalam berbagai hadits shahih ada 10 macam. Shalawat yang terpendek adalah “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.”

Lantas, bagaimana keabsahan Shalawat Global hasil kreasi Emha yang meracik sendiri shalawat gaya baru dengan melodi lagu-lagu Natal yang mengusung doktrin ketuhanan Yesus dan penebusan dosa?

Dalam pandangan Al-Qur’an, salah satu perbuatan yang diharamkan Allah adalah mencampuradukkan haq dan batil. Allah berfirman:

وَلاَ تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui” (Qs Al-Baqarah 42).

Dalam menjelaskan ayat tersebut, Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip ucapan Qatadah:
وَلاَ تَلْبِسُوا اْليَهُوْدِيَّةَ وَالنَصْرَانِيَّةَ بِاْلإِسْلاَمِ. إِنَّ دِيْنَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ، وَاْليَهُوْدِية وَالنَّصْرَانِيَّة بِدْعَة لَيْسَتْ مِنَ اللهِ.
“Janganlah kamu campuradukkan agama Yahudi dan Nasrani dengan dinul Islam. Sesungguhnya din yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam, sedangkan Yahudi dan Nasrani adalah bid’ah yang bukan berasal dari Allah.”

Dengan kaidah tersebut, maka mengoplos lagu Natal gerejawi dengan shalawat Nabi sama sekali tidak dibenarkan karena termasuk mencampuradukkan tauhid (Islam) dengan kemusyrikan agama kafir.

Lantas bagaimana jika Shalawat Global itu ditujukan untuk mengekspresikan kecintaan dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW?

Perlu diingat, bahwa apa yang dianggap baik tidak otomatis menjadi sebuah kebaikan. Dalam urusan agama, niat baik saja belum cukup, karena niat yang baik harus diiringi dengan perbuatan baik sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula dalam memuji dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, harus sesuai dengan aturan Nabi SAW, salah satunya adalah sabdanya berikut:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَم فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.

“Dari Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian menyanjung-nyanjung aku seperti kaum Nasrani menyanjung Isa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba Allah dan rasul-Nya” (HR Bukhari, Ahmad dan Ad-Darimi).

Secara tegas dan jelas, Rasulullah melarang penyanjungan (pujian, shalawat, dll) yang meniru-niru tradisi orang Kristen. Maka bershalawat kepada nabi dengan cara yang meniru-niru (tasyabibuh) kepada tradisi orang Kafir adalah perbuatan yang tidak bisa dibenarkan secara agama. Bukankah meniru-niru tradisi orang kafir itu juga perbuatan yang dilarang keras oleh Allah dan rasul-Nya?

وَلاَ يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ
“…Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya…” (Al-Hadid 16).

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dalam golongan mereka” (HR. Abu Daud dan Ahmad).

Demikian analisa  Sdr. Ahmad, dalam grup Islam Kejawen di Facebook, posting tanggal 17-01-2018). Sdr.Ahmad adalah  seorang pengamat keagamaan kritis yang menggugat cara berkesenian Emha yang tidak peduli pada ketentuan syariat Islam.

***
Memang benar kata sejarawan Perancis, bahwa sejarah itu selalu berulang.Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh para mistikus Islam atau sufi yang cenderung ingin bebas mengekpresikan pandangan keagamaannya, kurang suka pada syariat. Atau menghendaki syariat yang longgar.Para mistikus umumnya berpadangan bahwa semua agama adalah benar dan baik. Syariat apa saja yang dipilih, danggap akan mengantarkan kehadirat Tuhan juga. Mistikus Islam kebanyakan adalah budayawan, sastrawan, dan penyair. Mereka mengungkapkan pengalaman batiniah dalam penghayatan mistiknya dengan bahasa puisi yang kadang-kadang sangat indah, sehingga memukau dan menarik para pendengarnya. Lihat saja puisi-puisi karya Hamzah Fanzuri, Syamsudin Pase, Rumi, dllnya lagi. 

Akhirnya para mistikus Islam yang budayawan itulah yang biasanya melakukan sincretisme, mencampur adukan sayariat satu agama dengan agama lain. Mpu Tantular berhasil membuat sincretisme agama Hindu dan Buddha Tantrayana, hingga lahir agama Hindu-Buddha Tantrayana. Hal yang sama dilakukan Syekh Siti Jenar, Al Hallaj van Java,menurut Sarjana Belanda, sehinga lahir Islam Kejawen, paduan Islam-Hindu-Buddha-Animisme dan Dinamisme.

Emha agaknya sedang merintis Islam Kejawen gaya baru, yang merupakan campur sari ajaran Kriste,Islam,Hindu,Buddha,Animisme, dan Dinamisme, menjadi ajaran Kejawen yang paling komplit.Emha memang budayawan,seniman,dramawan,penyiair,sufi, dan punya talenta untuk mengikuti Jalaludin Rummi dan Syekh Siti Jenar. Mungkin kelak Kiyai Kanjeng akan dinobatkan menjadi Jalaluddin Rummi van Java.Bukan mustahil,bukan?(By :Anwar Hadja-17-01-2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar