Entri yang Diunggulkan

In Memoriam : Dra.Hj.Sri Aslichah, Srikandi Aisyiyah Kecamatan Kalibagor, Banyumas (02)

Dalam diri Bu Hajjah Sri Aslichah, memang mengalir darah Muhammadiyah dari ayahnya, Bapak Kaswan Abusoli. Ayahnya pada waktu muda adal...

Jumat, 07 September 2018

Bani Jurhum Pernah Menimbun Sumur Zamzam


Allah swt mengabulkan doa Nabi Ibrahim as. Ketika Ibrahim mengunjungi Mekkah yang kedua kalinya untuk menengok Ismail dan Hajar, Lembah Mekkah telah berkembang menjadi sebuah pemukiman yang ramai. Adalah suku pengembara Bani Jurhum yang berasal dari Yaman, pertama kali menemukan Hajar seorang diri hanya ditemani Ismail yang saat itu masih bayi, tinggal dekat sumur Zamzam.

Bani Jurhum telah meninggalkan Yaman karena Yaman terkena bencana alam besar yang menyebabkan penduduknya kelaparan, sehingga terpakasa sebagian besar mereka keluar dari Yaman untuk mencari tempat bermukim  baru. Bani Jurhum adalah salah satu di antara mereka yang merantau ke utara. Sampai di tanah Hejaz, persedian air yang mereka bawa habis, sehingga mereka nyaris mati karena kehausan. Untunglah tiba-tiba mereka melihat segerombolan burung elang yang sedang berputar-putar di angkasa. Sebagai suku pengembara yang berpengalaman, mereka tahu, dimana ada burung elang berputar-putar, pastilah di bawahnya ada sumber mata air. Di tuntun oleh burung elang itulah, Bani Jurhum akhirnya menemukan telaga Zamzam dengan airnya yang jernih di tengah lembah Mekkah yang saat itu hanya ditunggui oleh Hajar dan bayinya.

Bani Jurhum yang kemudian bermukim di situ sangat memuliakan Hajar. Pada mulanya mereka mengira Hajar adalah wanita suci utusan penguasa langit untuk menunggui sumur Zamzam sambil membesarkan bayinya, Ismail. Tetapi Hajar berterus terang kepada Kepala Suku Bani Jurhum, siapa dirinya dan menceriterakan riwayat dirinya sampai  tinggal seorang diri bersama bayinya di lembah yang sunyi sepi tanpa penghuni itu. Pengakuan Hajar yang terus terang, tidak mengurangi rasa hormat Bani Jurhum kepada Hajar dan Ismail yang diakui sebagai pemilik sumur Zamzam.

Merekalah yang membangunkan rumah, memberikan makanan, mengasuh Ismail, bahkan memberikan sejumlah binatang ternak. Pemukim baru di lembah Mekkah terus berdatangan. Para kafilah yang hilir mudik menyusuri jalan parfum di pantai barat Semenanjung Arabia, pasti singgah sejenak untuk mengambil air Zamzam. Tidak lupa mereka memberikan macam-macam hadiah aneka macam barang dan uang pada Hajar dan Ismail. Ketika Ibrahim datang yang kedua kali untuk menengoknya, Hajar dan Ismail sudah hidup berkelimpahan, memiliki rumah bagus, dan memiliki banyak binatang ternak. Saat itu Ismail sudah berusia sekitar 12 tahun. Dan pada kunjungan ke dua itu itulah Ibrahim bertemu Hajar dan Ismail yang tengah berada di Padang Arafah. Ketika Ayah, Istri dan anak sedang melepas rindu karena telah lama berpisah itulah datang ujian dari Allah swt, agar Ibrahim mengorbankan Ismail. Ibrahim, Ismail dan Hajar, lulus dari ujian ketakwaan yang datang dari Allah swt. Pada kunjungan ke tiga, Ibrahim dan Ismail mendapat perintah untuk membangun Ka’bah, dan mengajarkan tata cara menjalankan ritual Ibadah Haji dan Umroh. Ibadah Haji dilaksanakan sekali setahun, sedangkan ibadah Umroh dapat dilaksanakan kapan saja.

Sejak itu tiap tahun pada bulan Zulhijah, Lembah Mekkah semarak didatangi para peziarah dari berbagai penjuru jazirah Arabia untuk melaksakan ritual Ibadah Haji yang diajarkan Ibrahim dan Ismail. Tidak ada catan sejarah yang menyebutkan bahwa Ishak, putra kedua Ibrahim sempat mengunjungi Ka’bah. Tetapi kaum Yahudi keturunan Ishak tercatat ada yang melakukan ziarah mengunjungi Ka’bah yang didirikan olel Ibrahim, yang juga merupakan leluhur mereka. Tetapi kunjungan ziarah orang-orang Yahudi terhenti, setelah anak keturunan Ismail, seiring dengan perjalanan waktu, telah melakukan penyelewengan ritual Ibadah Haji yang diajarkan nenek moyang mereka. Mereka mulai menempatkan berhala-berhala di dalam Ka’bah.

Ismail menikah dengan putri Kepala Suku Bani Jurhum. Sepeninggal Ismail, anak keturunanya terus berkembang memenuhi Lembah Mekkah, sehingga lembah yang subur itu menjadi terasa sempit. Maka mereka mulai merantau ke segala penjuru Arabia meninggalkan Lembah Mekkah sambil membawa batu  yang ada di sekitar Ka’bah. Ditempat baru, mereka menyelenggarakan ritual untuk memuliakan batu dari tanah suci itu. Kemudian karena terpengaruh oleh tradisi dan adat istiadat kaum pagan tetangga mereka, berhala pun mulai ditambahkan ke dalam batu-batu itu. Akhirnya para jema’ah haji mulai membawa berhala-berhala itu ke Mekkah dan meletakkannya di sekitar Ka’bah.
Kaum penyembah berhala mengklaim bahwa berhala hanyalah digunakan sebagai perantara, penghubung, atau wasilah manusia dengan Tuhan. Tetapi akibatnya pendekatan mereka kepada Tuhan menjadi berkurang dan tidak langsung. Tuhan menjadi sangat jauh, dan kaum pagan itu melupakan dari mana dunia ini berasal, akhirnya mereka tidak lagi meyakini kehidupa setelah kematian. Akhirnya Allah swt pun mendatangkan azab. Tanda-tandanya mulai tampak dengan menyusutnya air sumur Zamsam sedikit demi sedikit. Lebih-lebih setelah Bani Jurhum mengambil alih kekuasaan atas Lembah Mekkah dan Ka’bah dari keturunan Ismail. Keturunan Ismail tidak berani melawan, sebab bagaimana pun juga, Bani Jurhum adalah kerabat dekat mereka, sebab Istri Ismail berasal dari Bani Jurhum.  

Ketika Bani Jurhum menjadi penguasa, mereka melakukan kesewenang-wenangan, hidup berfoya-foya dengan mengambil  harta kekayaan yang tersimpan di Ka’bah yang mereka ambil sedikit demi sedikit. Bani Jurham bahkan mengajarkan ritual tawaf tanpa busana pada malam hari. Dalihnya, manusia ketika dilahirkan dalam keadaan tanpa busana. Jadi, manusia yang suci ialah manusia yang tidak memakai busana seperti ketika dia dilahirkan. Ka’bah adalah tempat suci, maka cara bertawaf yang benar pun harus dilakukan dalam keadaan suci alias tanpa busana seperti ketika dia dilahirkan ke dunia.

Sekalipun tawaf dilakukan dalam keadaan tanpa busana, para peziarah dilarang keras melakukan hubungan badan. Alkisah, pernah terjadi ada pasangan yang tertangkap basah sedang melakukan hubungan badan di sekitar Ka’bah. Keduanya langsung ditangkap dan dibunuh. Sebagai peringatan kepada para peziarah agar jangan melanggar perbuatan yang terlarang itu, dibangunlah dua patung di kanan dan kiri sumur Zamzam. Kedua patung itu dikenal sebagai patung Isaf dan Nailah. Lama kelamaan ceretera tentang Isaf dan Nailah berkembang kisah legenda, yaitu bahwa Isaf dan Naila adalah leluhur Bani Jurhum yang telah melakukan dosa besar di sekitar Ka’bah, sehingga dikutuk menjadi dua buah patung batu.

Akibatnya dari kesewenang-wenangan dan penyimpangan Bani Jurhum, maka mereka akhirnya terusir dari Mekkah. Tetapi sebelum pergi, mereka sempat menimbun sumur Zamsam yang mulai mengering. Sebelumnya dimasukkan ke dalam sumur itu berbagai harta benda sumbangan jamaah haji yang terkumpul di Ka’bah, hingga terkubur di dasar sumur Zamzam.  Merka lakukan itu semua dengan harapan, suatu saat jika mereka berhasil kembali lagi menjadi penguasa Mekkah, harta yang ditibunnya itu akan mereka gali kembali.

Posisi Bani Jurhum sebagai penguasa Mekkah, telah diambil alih oleh Bani Khuzaah. Mereka adalah salah satu suku Arab keturunan Ismail yang telah lama merantau ke Yaman. Setelah lama bermukim, kemudian mereka bermigrasi kembali ke tanah Hejaz kembali. Setelah berhasil mengusir Bani Jurhum, Bani Khuzaah pun menjadi penguasa baru Kota Mekkah dan Ka’bah. Tetapi Bani Khuzaah pun melakukan kesalahan yang sama. Mereka tidak berusaha menemukan sumber air yang telah dianugerahkan kepada leluhurnya itu. Mereka telah cukup puas dengan menggali sendiri sumur-sumur di tempat lain.

Dalam urusan Ibdah, mereka memang pantas untuk dihujat, karena melupakan ajaran leluhur mereka, Ibrahim dan Ismail. Salah seorang kepala suku Bani Khuzaah dalam perjalanan pulang dari Syria, telah meminta kepada kaum penyembah berhala Moabit, untuk memberikan salah satu berhala mereka yang menarik hati. Mereka memberikan satu berhala mereka yang namanya Hubal. Dengan suka cita, Kepala Suku Bani Khuzaah itu, menempatkan berhala Hubal di dalam Ka’bah. Dia dinobatkan menjadi pemimpin besar berhala lain di Mekkah.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar