Legenda dan Mitos Dari Sunan Gresik sampai Sunan Panggung
Legenda Sunan Gresik.
Sunan Gresik atau Syekh Malik Ibrahim sering dimitoskan sebagai memiliki kesaktian dapat menciptakan makanan dan minuman atas ijin
Allah SWT. Konon bila Syekh Malik Ibrahim bersama santrinya sedang bepergian ke luar
kota, sering terpaksa harus menginap di rumah salah seorang penduduk. Terpaksa
penduduk itu direpotkan karena harus menjamu makan kepada Syekh Malik Ibrahim dan
rombongan. Tetapi supaya tidak memberatkan penduduk yang menjamu makan Syekh Malik
Ibrahim dan rombongan, lebih-lebih karena mereka sudah menyiapkan tempat untuk
bermalam, maka Syekh Malik Ibrahim setiap akan pergi meninggalkan tempatnya menginap,
berdoa kepada Allah SWT. Doanya ialah agar tempat nasi penduduk yang telah
menjamunya itu penuh kembali. Demikian pula tempat minumnya. Doa Syekh Malik Ibrahim selalu
dikabulkan. Tempat nasi penduduk yang telah menjamunya seketika penuh kembali,
bahkan sering berlebihan dan berlimpah Demikian pula tempat minumnya kembali
penuh.
Legenda Sunan Ampel.
Sunan Ampel dimitoskan memiliki kesaktian dapat menghidupkan orang
mati dengan se-ijin Allah SWT. Ucapan Sunan Ampel juga sangat bertuah. Konon Sunan Ampel mempunyai seorang
pembantu yang bernama Mbah Soleh, usianya sudah tua, pekerjaannya menyapu
Masjid Ampel. Tetapi hasil pekerjaanya sangat memuaskan Sunan Ampel karena
bersihnya sehingga lantai masjid selalu
mengkilap. Suatu saat Mbah Soleh meninggal dan dimakamkan di belakang
masjid. Setelah ditinggalkan Mbah Soleh, lantai Masjid Ampel tidak sebersih
seperti saat masih ada Mbah Soleh. Tiap subuh Sunan Ampel mengeluh dan sempat terucap kata-kata, ”Seandainya Mbah Soleh masih hidup, pastilah masjid ini akan sangat bersih,
tidak kotor seperti ini.”
Rupanya Allah SWT mendengar keluh
kesah Sunan Ampel. Pagi harinya ternyata Mbah Soleh hidup lagi, tahu-tahu
sedang menyapu lantai masjid di dekat pengimanan. Setelah beberapa saat, Mbah
Soleh wafat lagi. Tetapi setiap habis wafat, Sunan Ampel mengeluh lagi. Maka
Mbah Soleh hidup lagi. Demikianlah seterusnya sampai delapan kali, yakni sampai ditemukan orang
yang bisa menyapu masjid hingga bersih seperti yang dilakukan Mbah Soleh.
Karena Mbah Soleh wafat delapan kali, maka di makam belakang Masjid Ampel, ada
makam yang jumlahnya delapan. Konon kesemuanya adalah makam Mbah Soleh.
Sunan Ampel mempunyai seorang santri
yang benama Mbah Sonhaji. Dia diberi ilmu oleh Sunan Ampel hingga mampu melihat
Ka’bah dan kota Makkah dengan mata batinnya. Pada saat membangun masjid Ampel,
penentuan arah kiblat dipercayakan oleh Sunan Ampel kepadanya. Dengan
menggunakan mata batinnya, Mbah Sonhaji menetapkan arah pengimanan sehingga
tepat menuju arah Ka’bah. Tetapi teman-temanya tidak percaya bahwa arah pengimanan itu sudah tepat
mengarah ke Ka’bah. Karena terus dipersoalkan, Mbah Sonhaji membuat lubang
kecil sebesar jari di dinding tembok tepat di atas lantai depan pengimanan.
Mbah Sonhaji mempersilahkan mereka yang tak percaya bahwa pengimanan itu telah
benar menuju arah Ka’bah, diminta untuk meneropongnya lewat lubang kecil itu.
Ternyata ketika mereka mencoba meneropong lewat lubang kecil itu, nampak dengan
jelas Ka’bah dan kota Mekkah.
Legenda Sunan
Bonang.
Sunan Bonang putra Sunan Ampel, juga dimitoskan memiliki sejumlah kesaktian. Antara lain
Sunan Bonang disebut-sebut
sebagai ahli membuat alat musik gamelan yang disebut
bonang. Ada alat musik bonang buatannya yang memiliki kesaktian luar biasa.
Antara lain digunakan dalam peperangan. Bila dibunyikan musuh yang mendengarnya
dapat lumpuh seketika. Sunan Bonang juga diceriterakan bisa mengubah buah aren
dengan tongkatnya menjadi emas.Suatu saat Sunan Bonang berjalan melintasi hutan Jati di sebelah barat
Tuban, yang benama hutan Jatisari. Di situ bersarang gerombolan perampok
pimpinan Sahid Lokajaya. Sunan Bonang segera dihadang oleh Sahid Lokajaya.
Gembong Perampok itu melihat Sunan Bonang membawa tongkat emas. Maka tongkat
itu dimintanya.Sunan Bonang tidak memberikan tongkat kesayangannya itu. Tetapi dia
menunjuk pohon aren yang ada di dekatnya. Tiba-tiba buah aren yang
bergelantungan di atas pohon aren itu berubah menjadi butiran-butiran emas yang
amat indah. Sahid Lokajaya menolak emas itu dan ingin menjadi murid Sunan
Bonang. Permintaannya dikabulkan maka Sahid Lokajaya menjadi murid Sunan
Bonang, akhirnya menjadi wali yang termasyhur dengan nama
Sunan Kalijaga.
Salah satu kesaktian Sunan Bonang yang lain ialah saat dia sedang
jalan-jalan di pantai Tuban. Tiba-tiba dari arah laut datang seorang Pendeta
Hindu. Pendeta itu mengaku datang dari Tanah
India dan bermaksud ke Tanah Jawa untuk mencari Sunan Bonang. Konon nama
Sunan Bonang sudah tenar sampai India sebagai seorang yang sakti dan berilmu
tinggi. Karena itu Sang Pendeta itu menuju Pulau Jawa hanya ingin menantang
debat dengan Sunan Bonang.
“Sayang kitab-kitab yang saya bawa tenggelam ke dasar laut, karena perahu
yang kami tumpangi kandas di tengah laut”, ujar Pendeta itu.
Sunan Bonang tersenyum dan memberitahu bahwa dirinyalah yang bernama Sunan
Bonang. Lalu Sunan Bonang menancapkan ujung tongkat kesayangannya itu ke atas
tanah berpasir. Tiba-tiba dari lubang
tanah bekas tancapan ujung tongkat membesar dan membentuk sbuah sumur. Kemudian
dari dasar sumur yang masih kering itu, Sunan Bonang menarik buku-buku Sang
Pendeta yang pernah hilang ditengah laut. Pendeta dari India itu terkagum-kagum. Seperti Lokajaya, pendeta Hindu itu
akhirnya masuk Islam. Setelah buku diambil, sumur itu mengeluarkan air dan
ternyata airnya tidak asin. Penduduk setempat amat berterimakasih kepada Sunan
Bonang dan sumur itu diberi nama sumur Srumbung.
Di daerah Kediri banyak mitos yang
menggambarkan kesaktian Sunan Bonang, antara lain dikisahkan bahwa Sunan Bonang
bisa membendung air Sungai Brantas dan memindahkan arah aliranya ke tempat lain
hanya dalam waktu sekejap.Ketika beliau wafat di Tuban, jenazanya tak ada yang sanggup membawanya ke
Ampel. Konon murid-muridnya ingin memakamkan jenazah Sunan Bonang di Ampel agar
berdekatan dengan makam ayahnya, Sunan
Ampel. Ternyata ketika jenazah Sunan Bonang dibawa naik kapal, kapalnya tidak
mau jalan. Bahkan ada kisah yang menyebutkan Sunan Bonang wafat di Pulau Bawean, saat
beliau sedang berdakwah di sana.
Jenazahnya diperebutkan oleh orang Tuban dan Bawean. Akhirnya orang Tuban
berhasil mencuri jenazah Sunan Bonang. Dan dimakamkan dengan aman di Tuban.
Ternyata di Bawean jenazahnya juga masih ada. Maka pagi harinya orang-orang
Tuban dan Bawean sama-sama memakamkan jenazah Sunan Bonang yang telah
menggandakan dirinya menjadi dua jenazah.
Legenda Sunan Giri.
Sunan Giri dimitoskan sudah memiliki kesaktian sejak masih bayi.
Kakeknya Penguasa Blambangan tidak
senang punya cucu dari seorang menantu yang beragama Islam. Maka atas usul
patihnya, bayi yang dianggap pembawa sial itu dimasukkan ke dalam kotak, lalu
dibuang ke laut agar kelak ada kapal yang menemukannya. Terapung-apunglah kotak berisi bayi itu kian kemari terbawa ombak. Ketika
ada kapal lewat, kotak itu terbawa ombak dan merapat ke lambung kapal.
Tiba-tiba kapal itu berhenti di tengah samudra, padahal angin tadinya
bertiup cukup kencang, tetapi tiba-tiba mati. Awak kapal kebingungan.
Mereka melakukan peneltian ke lambung kapal.
Ternyata ditemukan kotak yang setelah diangkat berisi bayi laki-laki yang
cakap. Setelah kotak diangkat, angin bertiup kembali dan kapal pun dapat
meneruskan perjalanan ke Gresik. Sampai di Gresik bayi itu diserahkan kepada
pemilik kapal seorang janda yang kaya raya. Anak itu diberinama Jaka Samudra,
karena ditemukan di tengah-tengah samudra atau lautan.Kelak setelah dewasa
bernama Raden Paku dan akirnya menjadi Sunan Giri.
Sunan Giri juga dikisahkan memiliki banyak kesaktian, antara lain dapat
menciptakan ladang padi dari tanah yang semula kering. Ketika sedang asik
menulis tiba-tiba ada musuh yang mengepung kedaton Giri. Maka pena yang tengah
dipegangnya itu dilemparkan keluar jendela ke arah prajurit musuh yang tengah
mengepungnya.Tangkai pena itu berubah menjadi keris yang melayang-layang terbang sendiri
di udara dan menyambar prajurit pengepung seraya menusuki mereka seperti seekor
lebah yang tengah menyengat sasarannya. Puluhan prajurit pengepung
bergelimpangan. Sisanya melarikan diri. Keris penjelmaan tangkai pena Sunan
Giri itu disebut keris Kala Munyeng. Artinya keris yang dapat terbang
mutar-mutar di udara dan menyengat lawannya seperti lebah.
Legenda Sunan Gunungjati.
Sunan Gunungjati dalam tradisi Cirebon dan Jawa Barat lebih sering disebut sebagai
Syarif Hidayatullah. Dia juga dimitoskan sebagai seorang wali yang memiliki sejumlah kesaktian, antara
lain yang amat terkenal berhasil membuat seorang gadis anak Kaisar China menjadi hamil sungguhan, hanya melalui ucapannya.
Alkisah Syarif
Hidayatullah pernah pergi ke negeri China hendak berdakwah dan
mengislamkan Kaisar China. Kedatangannya ke negeri China segera menghebokan
Kaisar karena diberitakan bahwa ada ulama dari Jawa yang bukan hanya pandai,
tetapi juga sakti. Kaisar China penasaran dan ingin menguji kesaktian Syarif Hidayatullah. Tetapi cara mengujinya hanyalah supaya menebak apakah anak gadisnya yang
benama Ong Tie itu hamil apa tidak. Sebelumnya Ong Tie disuruh menempelkan
bokor di perutnya dan ditutupi kain, seakan-akan dia sedang hamil. Syarif
Hidayatullah disuruh menebak. Dia segera menyatakan bahwa putri Kaisar itu
benar-benar hamil. Kaisar menjadi marah bukan main dan Syarif
Hidayatullah segera diusir. Ternyata putri Kaisar itu
benar-benar hamil.Akhirnya Putri Ong Tie diserahkan kepada Syarif
Hidayatullah dan Syarif
Hidayatullah menerimanya dan dijadikan istrinya.
Syarif
Hidayatullah diceriterakan sebagai putra Rara Santang, putri dari Raja
Pajajaran. Rara Santang melarikan diri dari kraton karena ingin ikut kakaknya,
Walangsungsang. Walangsungsang diceriterakan memiliki pusaka yang namanya
cincin Ampal. Karena dalam perjalanan ke Cirebon adiknya dan istrinya Nyi Mas Indang Ayu sering menghambat dan merepotkan, maka adikya dan istrinya itu dimasukkan ke dalam cincin Ampal. Setelah sampai di Pesantren
Syekh Datuk Kahfi di Cirebon, baru adik dan
istrinya
dikeluarkan dari dalam cincin pusaka Walang Sungsang.
Rara Santang
juga ikut dalam perjalanan Walang
Sungsang naik haji ke Makkah. Tidak diceriterakan apakah dalam perjalanan
ke Makkah itu Rara Santang juga dimasukkan ke dalam cincin pusaka
Walangsungsang. Tahu-tahu mereka sudah tiba di Masjidil Harram. Pada waktu
melaksanakan tawaf, seorang Sultan dari Mesir jatuh cinta dengan Rara Santang.
Singkat ceritera mereka berdua menikah dan dikaruniai dua orang anak.
Yang sulung
diberi nama Syarif Hidayatullah dan yang muda Syarif Nurullah. Syarif Nurullah
menggantikan ayahnya sebagai Sultan Mesir, sedang kakaknya, memilih pulang ke
Jawa Barat, karena ibunya Rara Santang yang sudah jadi istri Sultan Mesir,
ingin agar Syarif Hidayatullah menjadi seorang wali di Pulau Jawa. Setelah
menjadi wali, dikenal sebagai Sunan Gunungjati. Rara Santang dan Walangsungsang
juga dikisahkan sebagai keturunan Arjuna, Ksatria Pandawa dalam dunia wayang.
Legenda Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga adalah wali yang dalam tradisi Jawa Tengah dan Jawa Timur dimitoskan
sebagai wali yang paling sakti di antara para wali
lainnya. Di antara kesaktian yang dimiliki oleh Sunan Kalijaga ialah kuat
bertapa berbulan-bulan di tepi sungai
untuk menunggui tongkat Sunan Bonang. Karena terlalu lama bertapa, di sekujur tubuhnya menjalar
sejumlah tanaman merambat. Saking lamanya Sunan Bonang meninggalkan muridnya itu, dia hampir-hampir lupa. Untung dia ingat bahwa dirinya pernah berpesan kepada calon muridnya
supaya menunggui tongkat yang ditegakkannya di tepi sungai.
Ketika Sunan Bonang datang untuk
menengok, hampir hampir tidak dapat mengenali lagi calon muridnya itu.
Beruntung Sunan Bonang masih dapat menemukan calon muridnya yang tekun bertapa
itu.
Karena kemampuan bertapa Sunan Kalijaga, maka kesaktiannya juga banyak.
Misalnya, dikisahkan Sunan Kalijaga dapat membuat tiang penyangga masjid Demak hanya dengan tatal atau potonga-potongan sisa
penggergajian kayu. Tetapi kekuatan tiang itu luar biasa, minimal tidak
terkalahkan sekalipun oleh tiang yang
utuh.
Kesaktian lain Sunan Kalijaga ialah dapat terbang dari Demak ke Makkah
untuk melaksanakan salat Jum’at. Dengan kekuatannya dapat memutar kubah masjid
Demak, agar masjid Demak tepat menghadap
arah kiblat. Kesaktian lain Sunan Kalijaga yakni dapat masuk ke dalam bumi seperti tokoh Antareja dalam dunia
wayang.
Legenda Sunan Kudus.
Sunan Kudus dimitokan sebagai titisan Wisnu, karena beliau pernah melarang penduduk Kudus dan
sekitarnya menyembelih sapi, untuk
menghormati penduduk sekitar Kudus yang saat itu masih banyak yang memeluk
agama Hindu.
Sapi bagi pemeluk Hindu adalah binatang yang suci tidak boleh dipotong dan
dimakan dagingnya, karena Sapi adalah kendaraan Batara Guru. Batara Guru dalam
mitologi Jawa Kuno adalah ayah Wisnu. Jadi menghormati Batara Guru sama dengan
menghormati Wisnu. Di samping itu Sunan Kudus adalah Panglima Perang Kerajaan
Islam Demak, jadi dianggap titisan Wisnu, karena Wisnu adalah dewa yang
tugasnya menegakkan keadilan dan ketertiban dunia. Wisnu memiliki senjata cakra
yang amat ampuh. Sedang Sunan Kudus dipercayai memiliki bende Kiyai Sima. Bila
bende Sunan Kudus itu dipukul pada saat perang, maka akan muncul beratus-ratus
prajurit yang tak kelihatan yang akan
membantu pasukan Sunan Kudus.
Legenda Sunan Muria.
Sunan Muria dianggap memiliki kesaktian yang disebut Gelap Ngampar. Apabila membentak musuh dalam suatu perkelahian, musuhnya dapat lumpuh.
Legenda Sunan Drajat.
Sunan Drajat tercatat sebagai wali yang tidak banyak memiliki kesaktian.
Hanya pernah mengalami persitiwa aneh. Ketika perahu yang ditumpanginya
tenggelam di tengah laut, Sunan Drajat diselamatkan oleh sejumlah ikan yang
mendorongnya ke daratan hingga Sunan Drajat selamat. Kalau ini
bukan mitos. Tetapi memang bisa terjadi sebagai suatu kenyataan. Banyak pelaut
maupun nelayan mengalaminya ditolong ikan talang.
Legenda Sunan Panggung.
Sunan Panggung adalah putra Sunan Kalijaga dengan Retno Siti Jenab, adik
Syekh Nurullah Sunan Gunungjati. Tetapi dia menjadi murid setia Syekh Siti
Jenar. Kesaktian yang dimilikinya antara lain tubuhnya tidak mempan api. Konon
ia dihukum bakar di alun-alun Demak. Tetapi saat dibakar, ditenga-tengah api
kayu bakar yang menyala-nyala Pangeran Panggung tenang-tenang saja, malah
menciptakan syair yang kemudian dipersembahkan kepada Sultan Demak. Syair itu
diberinama Suluk Malang Sumirang. [Bersambung]
Catatan : Artikel Berikutnya: Legendan dan Mitos Kematian Syekh Siti Jenar.
https://anwarhadja.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-syekh-siti-jenar-dan-walisongo_27.html
Catatan : Artikel Berikutnya: Legendan dan Mitos Kematian Syekh Siti Jenar.
https://anwarhadja.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-syekh-siti-jenar-dan-walisongo_27.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar