Konon di dalam
sebuah artikel yang berjudul Standar Dinar dan Dirham Dalam Sejarah dan Fikih
Islam, ada disebutkan bahwa Dewan Walisongo yang telah memprakarsai lahirnya kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa
yakni Kerajaan Islam Demak, telah
dibentuk pada tahun 1404 M oleh Sultan Turki Utsmani, Sultan Muhammad I.
(Sultan Turki Utsmani Bayazid I memerintah tahun 1389 -1402 M, dikalahkan Timur Lenk.Sepeninggalnya terjadi Perang Saudara selama 10 tahun 1403 - 1413 M. Sultan Muhammad I, keluar sebagai pemenang.)
(Sultan Turki Utsmani Bayazid I memerintah tahun 1389 -1402 M, dikalahkan Timur Lenk.Sepeninggalnya terjadi Perang Saudara selama 10 tahun 1403 - 1413 M. Sultan Muhammad I, keluar sebagai pemenang.)
Konon informasi
pembentukan Dewan Walisongo di Turki itu berdasarkan laporan dari seorang
saudagar Gujarat yang tidak disebutkan namanya, bahwa pada tahun 1404 itu
Sultan Muhammad I mengirim surat kepada pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah
yang isinya meminta untuk dikirim beberapa Ulama.
Maka setelah
para Ulama itu dikumpulkan, Sultan Muhammad I mengirim 9 orang Ulama yang
memiliki kemampuan di berbagai bidang dan juga memahami ilmu agama, untuk
diberangkatkan ke pulau Jawa pada tahun 1404 M. Mereka ini dipimpin oleh
Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli tata Negara. Berita ini tertulis
dalam kitab Kanzul ‘Hum dari Ibn Bathuthah, yang kemudian dilanjutkan oleh
Sheikh Maulana Al Maghribi.
Mereka yang
dikirim Sultan Muhammad I dan menjadi anggota Dewan Walisongo adalah nama-nama
sebagai berikut:
A.Walisongo periode pertama, tahun 1404 – 1435 M, terdiri dari:
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli rukhyah.
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
2. Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
5. Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
7. Maulana Hasanudin, dari Palestina.
8. Maulana Aliyudin, dari Palestina.
9. Syekh Subakir, dari Iran, Ahli rukhyah.
B.Walisongo periode kedua, tahun 1435 – 1463 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim)
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan (W. 1463)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana Malik
Isra’il)
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana
Muhammad Ali Akbar)
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
8. Maulana ‘Aliyuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran. (W. 1463 M, makamnya di Iran)
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim)
2. Maulana Ishaq, asal Samarqand, Rusia Selatan (W. 1463)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko
5. Sunan Kudus, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana Malik
Isra’il)
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina (tahun 1435 menggantikan Maulana
Muhammad Ali Akbar)
7. Maulana Hasanuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
8. Maulana ‘Aliyuddin, asal Palestina (W. 1462 M)
9. Syekh Subakir, asal Persia Iran. (W. 1463 M, makamnya di Iran)
C.Walisongo periode ketiga, 1463 – 1466 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan, Banyuwangi, Jatim (tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir (W. 1465 M)
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko (W.1465 M)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin)
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir)
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan
2. Sunan Giri, asal Belambangan, Banyuwangi, Jatim (tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq)
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro, asal Mesir (W. 1465 M)
4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi, asal Maroko (W.1465 M)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin)
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir)
D.Walisongo periode keempat, 1466 – 1513 M, terdiri dari:
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (w.1481)
2. Sunan Giri, asal Belambangan, Banyuwangi, Jatim (w.1505)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon (pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (W.1513)
1. Sunan Ampel, asal Champa, Muangthai Selatan (w.1481)
2. Sunan Giri, asal Belambangan, Banyuwangi, Jatim (w.1505)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon (pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi)
5. Sunan Kudus, asal Palestina
6. Sunan Gunungjati, asal Palestina
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim
9. Sunan Kalijaga, asal Tuban, Jatim (W.1513)
E.Walisongo periode kelima, 1513 – 1533 M, terdiri dari:
1.
Syaikh Siti Jenar, asal Persia, Iran, wafat tahun 1517 (tahun 1481 Menggantikan
Sunan Ampel)
2. Raden Faqih Sunan Ampel II ( Tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, yaitu Sunan Giri)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (W.1518)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina (W.1550)
6. Sunan Gunungjati, asal Cirebon
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (W.1525 M)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (W. 1533 M)
9. Sunan Muria, Asal Gunung Muria, [tahun 1513 menggantikan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga]
2. Raden Faqih Sunan Ampel II ( Tahun 1505 menggantikan kakak iparnya, yaitu Sunan Giri)
3. Raden Fattah, asal Majapahit, Raja Demak (W.1518)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon
5. Sunan Kudus, asal Palestina (W.1550)
6. Sunan Gunungjati, asal Cirebon
7. Sunan Bonang, asal Surabaya, Jatim (W.1525 M)
8. Sunan Derajat, asal Surabaya, Jatim (W. 1533 M)
9. Sunan Muria, Asal Gunung Muria, [tahun 1513 menggantikan ayahnya yaitu Sunan Kalijaga]
F.Wali
Songo periode keenam, 1479 M, terdiri dari :
1. Syaikh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu), asal Sedayu (Tahun 1517 menggantikan ayahnya, yaitu Syaikh Siti Jenar)
2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak (Tahun 1540 menggantikan kakaknya, yaitu Raden Faqih Sunan Ampel II)
3. Sultan Trenggana (tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon, (W.tahun 1573)
5. Sayyid Amir Hasan, asal Kudus (tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus)
6. Sunan Gunungjati, asal Cirebon (w.1569)
7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan, asal Lamongan (Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang)
8. Sunan Pakuan, asal Surabaya, (Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat)
9. Sunan Muria, asal Gunung Muria, (w. 1551)
1. Syaikh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu), asal Sedayu (Tahun 1517 menggantikan ayahnya, yaitu Syaikh Siti Jenar)
2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak (Tahun 1540 menggantikan kakaknya, yaitu Raden Faqih Sunan Ampel II)
3. Sultan Trenggana (tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah)
4. Fathullah Khan (Falatehan), asal Cirebon, (W.tahun 1573)
5. Sayyid Amir Hasan, asal Kudus (tahun 1550 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Kudus)
6. Sunan Gunungjati, asal Cirebon (w.1569)
7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan, asal Lamongan (Tahun 1525 menggantikan kakaknya, yaitu Sunan Bonang)
8. Sunan Pakuan, asal Surabaya, (Tahun 1533 menggantikan ayahnya, yaitu Sunan Derajat)
9. Sunan Muria, asal Gunung Muria, (w. 1551)
Benarkah informasi di atas itu?
Sebenarnya mudah sekali untuk membantah bahwa berita
di atas hanyalah berita yang spekulatif dan berisi data-data sejarah yang tidak
sesuai dengan fakta sejarah yang sebenarnya.
Kelemahan pokok dari data sejarah di atas ialah data
sejarah itu tidak didukung oleh sumber lain. Jadi hanya berupa dokumen tunggal.
Karena itu dari segi historiografi, data di atas sangat lemah dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Mari kita lihat dimana posisi Sultan Muhammad I pada
tahun 1404 M dalam sejarah Turki Utsman sekedar untuk mengecek benarkan
informasi bahwa Sultan Muhammad I mengirim surat ke Afrika Utara dan
mengumpulkan ulama, lalu membentuk Dewan Wallisongo pada tahun 1404 M?
Kesultanan Turki Usmani merupakan Kesultanan Islam
bermashab Sunni yang terbesar dalam sejarah Islam (1299-1922 M). Di bawah ini
adalah para sultan penguasa Dinasti Turki Utsmani pada periode kebangkitan,
berturut-turut yakni: (1) Usman (1299-1326 M), (2)Orkan (1326-1359 M), (3) Murad
I ( 1359-1389 M), (4) Bayazid I(1389-1403 M).
Pada tahun 1402 M, Timur Lenk keturunan Hulagu Khan
yang menaklukan Baghdad (1258 M), melanjutkan tradisi nenek moyangnya
orang-orang Mongol penakluk dari Asia Tengah. Timur Lenk melakukan ekspansi menaklukan kota-kota Islam yang kaya dan makmur di Asia Kecil,
antara lain Turki Utsmani, Alepo, dan
Siria.
Ankara, Ibu Kota Kerajaan Turki Utsmani segera
diserang pada tahun 1403 M. Sultan Turki Bayazid yang mendapat julukan Sang
Petir, mecoba melawan gelombang amuk tentara Mongol. Ternyata setelah melalui
pertempuran yang amat hebat, Sultan Bayazid berhasil ditangkap tentara Mongol.
Sultan Bayazid dirantai dan dibawa-bawa serta kemana pun tentara Mongol pergi
dengan dipertontonkan kepada umum. Bila malam tiba Sultan Bayazid dimasukkan ke
dalam kurungan besi. Akhirnya Sultan Bayazid stress berat dan meninggal dalam
perjalanan.
Dari Ankara tentara Timur melewati Alepo, menerabas
masuk Siria dan mengepung Damaskus. Di Alepo tentara Timur membunuh 20.000
penduduk yang dilewatinya sambil melakukan penjarahan. Sultan Faraj yang
memerintah Siria atas nama pemerintahan Mamalik di Mesir, mencoba bertahan,
ternyata tak berdaya juga. Maka Damaskus pun jatuh, rumah-rumah penduduk dan
bangunan umum nyaris luluh lantak.
Sepeninggal tentara Timur Lenk, Turki Utsmani
bukannya memasuki situasi damai, tetapi malah terlibat dalam perang saudara
memperebutkan tahta yang ditinggalkan Sultan Bayasid I. Maka meletuslah perang
saudara yang berlangsung cukup lama, kurang lebih 10 tahun. Akhirnya
keluarlah sebagai pemenang adalah Sultan
Muhammad I (1413 – 1421 M). Namun sekalipun sebagai pemenang, Sultan Muhammad I
masih harus bergulat untuk menata kembali pemerintahan Turki Utsmani yang
nyaris hampir ambruk. Untunglah pelan-pelan pengganti Sultan Muhammad I, mampu
membawa Turki Utsmani ke arah kebangkitannya kembali.
Sultan-sultan penerus Muhammad I adalah sbb :
(1) Murad II (1421-1451 M), (2) Muhammad II ( 1451 –
1483 M), (3) Bayazid II ( 1481 – 1512 M), (4) Salim I (1512 – 1520 M), (5) Sulaiman
I ( 1520-1566 M), (6) Salim II ( 1566 – 1574 M), (7) Murad III ( 1574- 1595 M),
(8) Muhammad III ( 1595- 1603 M), (9) Ahmad I ( 1603 – 1617 M), (10) Mustafa I
( 1617 – 16 23 M), (11) Murad IV ( 1623 – 1640 M ), (12) Ibrahim ( 1640 – 1648
M), (13) Muhammad IV ( 1648- 1687 M).
Itulah nama-nama Sultan Dinasti Usmani yang berhasil
membawa Turki Utsmani kepuncak jaman ke emasannya. Sultan Muhammad II (1451-
1483 M), dikenal sebagai Sultan Al Fattah, karena jasanya yang besar dalam
penaklukan Konstantinopel, Ibu Kota Bizantium atau Kekaisaran Romawi Timur pada
tahun 1453 M. Salim I (1512- 1520 M),
berhasil mengalahkan Syah Ismail dari Kerajaan Islam Syiah Safawi dari Persia
dalam pertempuran di Chalderan pada tahun 1514 M. Pada tahun 1517 M, kembali
Salim I berhasil menaklukan Dinasti
Mamalik dan sejak saat itu Turki Usmani menjadi penguasa atas wilayah Hedzjaz,
Yaman, Suriah, Lebanon, Mesir dan wilayah lainnya yang semula berada dibawah
kekuasaan Dinasti Mamalik yang berkuasa selama dua setengah abad ( 1250-1517
M).
Kesultanan
Turki Utsmani pada masa-masa awal juga mampu membendumg kekuatan Portugal yang
mulai muncul di Samudra Hindia dan Laut Arab yang mengancam untuk menguasai
tanah Hedjaz dengan dua kota suci ummat Islam, yakni Makkah dan Madinah.
Dari fakta sejarah di atas, sangat tidak masuk akal
jika Sultan Muhammad I yang pada tahun 1404 M sedang berperang dengan
saudaranya masih punya waktu mengundang ulama dari Afrika utara dan Palestina
untuk berkumpul di Ankara hanya untuk membentuk Dewan Walisongo dengan tugas
mengislamkan tanah Jawa yang sangat jauh. Lagi pula pada tahun itu dunia Islam
sedang menghadapi ancaman serbuan Sang Penakluk yang ganas Timur Lenk.
Sultan Turki yang menjadi sangat terkenal adalah
Muhammad II( 1451 -1483 M). Dia menjadi sangat terkenal di dunia Islam karena
berhasil menaklukan Constantinopel, Ibu Kota Kekaisaran Romawi Timur pada tahun
1453 M. Karena keberhasilannya menaklukan Kerajaan Romawi Timur itulah Sultan
Muhammad II mendapat julukan Al Fatih.
Ketika pada tahun 1481 M, Dewan Walisongo pimpinan
Sunan Giri menobatkan Adipati Bintara,
Senapati Jimbun menjadi Sultan Kerajaan Islam Demak, dipilihlah nama Sultan Al
Fatah, karena Dewan Walisongo terinspirasi oleh kepahlawanan Sultan Muhammad
II, yang telah mendapat gelar kehormatan Sultan Al Fatih.
Sekalipun nama Sultan Demak ada kaitannya dengan
Turki Utsmani dan Sultan Muhammad II, tetapi antara Dewan Walisongo dan Sultan
Muhammad II tidak ada hubungan diplomatik apa pun. Apalagi Turki Utsmani baru
bisa menguasai tanah Hejaz dari Dinasti Mamalik Mesir pada tahun 1517 M.
Pada saat itu Dewan Walisongo sudah berdiri. Bukan
di Turki, tapi di Samudra Pasai. Dewan Walisongo yang berdiri sekitar tahun
1404 M di Samudra Pasai itu adalah atas inisitatip Sultan Pasai ke-5, Sultan
Zainal Abidin. Dari sudut historiografi, Dewan Walisongo tidak mungkin
didirikan oleh Sultan Muhammad I di Turki.
Demikianlah informasi bahwa Dewan Walisongo
didirikan di Turki oleh Sultan Muhammad I, merupakan informasi yang tak dapat
dipertanggung jawabkan dan bertentangan dengan fakta sejarah.Wallahualam[]
Wah...bisa kontroversial gini...jadi penentang Walisongo (yg anggap walisongo mitos) jadi tambh kuat dalilnya dong..
BalasHapus